Peri Roro Setyowati akhirnya 'melahirkan bayi' hasil 'perkawinannya'
dengan Bagus Kodok Ibnu Sukodok alias Mbah Kodok dan ritual pun digelar.
Ini merupakan bagian dari pagelaran seni kejadian (art happening)
bertajuk "Dhanyang Setyowati Sukodok Membangun Rumah" yang digagas di
Ngawi.
Ritual ini digelar di Sendhang Margo yang terletak kawasan hutan Desa Begal, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (6/6/2015). Menurut Mbah Kodok, ritual kelahiran bayi di sedang Pangiyoman tersebut melambangan syukuran atau jagongan bayi.
Dalam prosesi tersebut, sejumlah anak-anak ikut menggelar ritual dan mereka disuruh menyuarakan suara kodok di sekitar sendang. Lalu sebagian anak masuk ke dalam sendang.
"Anak saya sekarang sudah lahir kembar dampit. Yaitu laki-laki dan perempuan. Sekarang mereka sehat-sehat. Setelah ini saya akan membangun rumah untuk anak-anak saya,” kata Mbah Kodok di lokasi.
Ritual kelahiran bayi peri ini ditonton ratusan warga yang datang dari berbagai kota. Ritual ini merupakan bagian dari seni kejadian "Dhanyang Setyowati Sukodok Membangun Rumah" yang digagas seniman nyentrik Bramantyo Prijosusilo untuk menyelamatkan hutan Alas Begal yang dirambah warga menjadi sawah dan dua mata air di dalamnya, Sendhang Margo dan Sendang Ngiyom.
Hingga menjelang malam penonton terus berdatangan. Sementara untuk masuk lokasi penonton dikenakan biaya tiket Rp 5.000 dan selanjutnya tiket tersebut akan diganti daun sirih.
"Kalau uang dari penjualan tiket nanti kita berikan warga. Sedangkan daun sirih itu untuk keluarga Mbah Kodok,” ujar Bramantyo.
Menurut Bramantyo, semua warga bebas menyaksikan pertunjukan ini namun disarankan mereka mengenakan pakaian sopan. Pada tengah malam nanti akan digelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Sudirman Ronggodarsono dari Kedung Banteng Sragen Jawa Tengah dan mengambil judul “Setyaki Lahir”.
Ritual ini digelar di Sendhang Margo yang terletak kawasan hutan Desa Begal, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (6/6/2015). Menurut Mbah Kodok, ritual kelahiran bayi di sedang Pangiyoman tersebut melambangan syukuran atau jagongan bayi.
Dalam prosesi tersebut, sejumlah anak-anak ikut menggelar ritual dan mereka disuruh menyuarakan suara kodok di sekitar sendang. Lalu sebagian anak masuk ke dalam sendang.
"Anak saya sekarang sudah lahir kembar dampit. Yaitu laki-laki dan perempuan. Sekarang mereka sehat-sehat. Setelah ini saya akan membangun rumah untuk anak-anak saya,” kata Mbah Kodok di lokasi.
Ritual kelahiran bayi peri ini ditonton ratusan warga yang datang dari berbagai kota. Ritual ini merupakan bagian dari seni kejadian "Dhanyang Setyowati Sukodok Membangun Rumah" yang digagas seniman nyentrik Bramantyo Prijosusilo untuk menyelamatkan hutan Alas Begal yang dirambah warga menjadi sawah dan dua mata air di dalamnya, Sendhang Margo dan Sendang Ngiyom.
Hingga menjelang malam penonton terus berdatangan. Sementara untuk masuk lokasi penonton dikenakan biaya tiket Rp 5.000 dan selanjutnya tiket tersebut akan diganti daun sirih.
"Kalau uang dari penjualan tiket nanti kita berikan warga. Sedangkan daun sirih itu untuk keluarga Mbah Kodok,” ujar Bramantyo.
Menurut Bramantyo, semua warga bebas menyaksikan pertunjukan ini namun disarankan mereka mengenakan pakaian sopan. Pada tengah malam nanti akan digelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Sudirman Ronggodarsono dari Kedung Banteng Sragen Jawa Tengah dan mengambil judul “Setyaki Lahir”.
Title: Ratusan Warga Datangi Sendang Margo yang terletak kawasan hutan Desa Begal, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur
Posted by:
Published :2015-06-06T20:14:00+07:00
Ratusan Warga Datangi Sendang Margo yang terletak kawasan hutan Desa Begal, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur
Posted by:
Published :2015-06-06T20:14:00+07:00
Ratusan Warga Datangi Sendang Margo yang terletak kawasan hutan Desa Begal, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur
0 komentar:
Post a Comment