Pascapemilihan presiden dan wakil presiden, sejumlah kejanggalan perolehan suara ditemukan dari formulir C1 yang diunggah ke situs KPU. Salah satu indikasi kejanggalan adalah, adanya modifikasi angka pada kolom rincian perolehan suara.
Untuk menyikapi adanya kecurangan penggelembungan suara terhadap salah satu pasangan capres dan cawapres, Selasa (15/7) Kelompok Penyelenggara pemungutan Suara (KPPS) TPS 01 Desa Yahiem, Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua mempunyai cara jitu agar hasil suara masuk di formulir C1 tidak dimanipulasi. Salah satu caranya adalah dengan menuliskan angka di sebelah kolom jumlah rincian perolehan suara sah.
Pada TPS 01, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memperoleh 35 suara. Oleh panitia KPPS, mereka menuliskan 'tiga puluh lima' di samping nama pasangan capres-cawapres. Sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang memperoleh 317 suara, dituliskan 'tiga ratus tujuh belas'. Total seluruh suara sah berjumlah 'tiga ratus lima puluh dua', dan jumlah suara tidak sah satu.
Formulir C1 ini kemudian ditandatangani oleh panitia KPPS yang berjumlah tujuh orang dan dua orang saksi dari pasangan capres-cawapres.
Direktur Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti menilai proses rekapitulasi suara pilpres 2014 banyak keanehan. Bukan tidak mungkin kecurangan dapat terjadi jika KPu tak benar-benar fokus.
Salah satu contoh keanehan yang terjadi adanya temuan formulir C1 bermasalah yang diunggah di website KPU di berbagai tempat, seperti di Tangerang, Banten, dan di Sampang, Madura, Jawa Timur.
Dari 17 TPS dari Desa Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang, Kota Sampang, Madura, Jawa Timur, semua suara diraih oleh pasangan Prabowo-Hatta. Sementara Jokowi-JK mendapat 0 suara.
Untuk menyikapi adanya kecurangan penggelembungan suara terhadap salah satu pasangan capres dan cawapres, Selasa (15/7) Kelompok Penyelenggara pemungutan Suara (KPPS) TPS 01 Desa Yahiem, Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua mempunyai cara jitu agar hasil suara masuk di formulir C1 tidak dimanipulasi. Salah satu caranya adalah dengan menuliskan angka di sebelah kolom jumlah rincian perolehan suara sah.
Pada TPS 01, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memperoleh 35 suara. Oleh panitia KPPS, mereka menuliskan 'tiga puluh lima' di samping nama pasangan capres-cawapres. Sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang memperoleh 317 suara, dituliskan 'tiga ratus tujuh belas'. Total seluruh suara sah berjumlah 'tiga ratus lima puluh dua', dan jumlah suara tidak sah satu.
Formulir C1 ini kemudian ditandatangani oleh panitia KPPS yang berjumlah tujuh orang dan dua orang saksi dari pasangan capres-cawapres.
Direktur Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti menilai proses rekapitulasi suara pilpres 2014 banyak keanehan. Bukan tidak mungkin kecurangan dapat terjadi jika KPu tak benar-benar fokus.
Salah satu contoh keanehan yang terjadi adanya temuan formulir C1 bermasalah yang diunggah di website KPU di berbagai tempat, seperti di Tangerang, Banten, dan di Sampang, Madura, Jawa Timur.
Dari 17 TPS dari Desa Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang, Kota Sampang, Madura, Jawa Timur, semua suara diraih oleh pasangan Prabowo-Hatta. Sementara Jokowi-JK mendapat 0 suara.
sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/tps-di-papua-ini-punya-cara-khusus-biar-c1-tidak-diakali.html
Title: TPS di Papua ini punya cara khusus biar C1 tidak diakali
Posted by:
Published :2014-07-15T11:21:00+07:00
TPS di Papua ini punya cara khusus biar C1 tidak diakali
Posted by:
Published :2014-07-15T11:21:00+07:00
TPS di Papua ini punya cara khusus biar C1 tidak diakali
0 komentar:
Post a Comment