Kabar menggembirakan tentunya dalam sebuah perkawinan apalagi
setelahnya dilahirkan keturunan hasil buah hati kedua insan. Kabar
tersebut memang lazim didengar dan dilihat secara kasat mata namun kali
ini lain, justru kabar kebahagian itu datang dari alam lain atau biasa
disebut alam ghoib. Seperti diketahui perkawinan dua alam pada Oktober
2014 tahun lalu antara Bagus Sukodok Ibnu Sokodok yang biasa dipanggil
Mbah Kodok dengan Roro Peri Setyowati kini telah dikaruniai anak kembar
dampit.
Sebelumnya Roro Peri Setyowati yang tidak lain Dhanyang Alas Margo
masuk wilayah Desa Begal, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa
Timur, diyakini hamil tua buah hati dengan Mbah Kodok (63) seorang pria
kelahiran Solo, Jawa Tengah. Kabar kebahagian Mbah Kodok tersebut datang
dari Bramantyo Prijosusilo melalui siaran pers yang dikeluarkan sekitar
19.00 WIB pada Minggu malam (31/05). Dalam siaranya pukul 16.45 WIB
tadi atau Minggu sore (31/05), menurut hitungan waktu manusia, Setyowati
melahirkan bayi kembar dampit yakni laki-laki dan perempuan. Kedua
jabang bayi sehat kuat dan tidak kekurangan sesuatu apapun.
Sang Ibu, juga dalam keadaan sehat. Sesuatu yang unik dari kelahiran
kedua bayi kembar itu adalah, tidak ada yang menjadi “kakak” dan tidak
ada yang menjadi “adik”nya. Biasanya dalam tradisi Jawa, anak kembar
dianggap adik kakak, dan yang lahir belakanganlah yang dianggap
kakaknya. Namun Setyowati bukan mahluk manusia biasa. Beliau melahirkan
kedua bayinya melalui hembusan nafasnya melalui kedua cuping hidungnya,
yang satu wangi bunga kanthil, yang satu harum kenanga.
Bahkan, keluarga Mbah Kodok dan Setyowati mengucapkan terimakasih
atas segala doa baik yang dipanjatkan untuk keselamatan mereka, dan
memohon dengan hormat agar diberi izin mengharapkan kedatangan khalayak
ramai ke Sendhang Margo Mustiko Warih di Hutan Begal, Kecamatan
Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dengan menyampaikan sepucuk
undangan. Dalam isi undanganya tidak lain mengharap kedatangan semua
warga masyarakat untuk menghadiri pagelaran “Seni-Kejadian” berjudul
“Dhanyang Setyowati Sukodok Membangun Rumah”.
Pagelaran itu nantinya berwujud sebuah selamatan sederhana demi
menghaturkan syukur dan memohon restu dari Yang Maha Kuasa, untuk mulai
membangun Kraton Ngiyom yang tidak jauh dari Sendhang Margo Mustiko
Warih. Pada saat yang sama, selamatan yang dilakukan nantinya merupakan
sebuah syukuran bahwa kedua jabang bayi peri Setyowati dan Kodok Ibnu
Sukodok telah lahir dengan selamat, melalui cuping hidup Sang Ibu,
bersama dengan hembusan nafasnya.
Sesuai rencananya Mbah Kodok sebagai Sang Bapa sudah menyiapkan nama
yang akan disematkan dan diumumkan dalam sebuah upacara pada tanggal 07
Juni 2015 di Sendhang Margo Mustiko Warih. Dalam syukuran itu ditandai
hiburan pagelaran wayang sabet, lakon “Setyaki Lair”, Ki Dhalang
Sudirman Ronggo Darsono asal Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren.
Ditambahkan, semua undangan yang hadir sesuai keterangan dari Bramantyo
Prijosusilo dimohon berpikir keselamatan dalam berpakaian, yang sedapat
mungkin diminta ada suatu ciri adat Nusantara di dalamnya, misalnya,
mengenakan destar, songkok, batik, sarung, surjan, kebaya, dan atau
sekedar sumping bunga di telinga.
Title: Buah Hati Hasil Pernikahan Mbah Kodok Dengan Peri Roro Setwowati Akhirnya Lahir
Posted by:
Published :2015-05-31T20:41:00+07:00
Buah Hati Hasil Pernikahan Mbah Kodok Dengan Peri Roro Setwowati Akhirnya Lahir
Posted by:
Published :2015-05-31T20:41:00+07:00
Buah Hati Hasil Pernikahan Mbah Kodok Dengan Peri Roro Setwowati Akhirnya Lahir
0 komentar:
Post a Comment