Selama ini, nama
Indonesia hanya dikenal dunia Internasional dengan berita-berita
negatif. Bom Bali, korupsi, bencana alam, hingga aksi FPI yang menjadi
buah bibir. Namun, tak banyak yang tahu bahwa beberapa ilmuwan
Indonesia ternyata dikenal di kancah Internasional berkat temuan
mereka. Temuan mereka digunakan di mana-mana dan bermanfaat bagi banyak
orang. Berikut 6 ilmuwan asal Indonesia dan temuan mereka yang mendunia.
Teknik Pengeringan Sperma
1. Mulyoto Pangestu
Adalah penemu
teknik pengeringan sperma yang disebut sebagai evaporative drying.
Penemuan Mulyoto sangat berguna bagi para ilmuwan dan dokter di negara
sedang berkembang yang kekurangan biaya untuk mengadakan peralatan
pendingin. Peralatan cold storage untuk menyimpan bahan organis biasanya
membutuhkan nitrogen cair sebagai bahan pendingin (coolant). Selain
tangkinya mahal dan makan tempat, nitrogen cair sangat berbahaya.
Mulyoto
menemukan cara untuk mengeringkan dan menyimpan sperma dalam suhu
ruangan karena ia memakai jasa gas nitrogen. Bahan yang dipakainya amat
murah, hanya sekitar Rp 2.500,-. Bahan yang dipakai adalah dua lapis
tabung plastik mini (ukuran 0,250 ml dan 0,500 ml) yang disegel dengan
panas (heat-sealed), kemudian dibungkus lagi dengan aluminium foil.
Hasil penemuan
Mulyoto adalah kemasan penyimpanan sperma kering dan beku yang tidak
membutuhkan penanganan khusus dan hasilnya dapat tetap dipakai walaupun
telah disimpan bertahun-tahun.
Konstruksi Cakar Ayam
2. Prof. Dr. Ir. Sedijatmo
Sedijatmo
dikenal karena menemukan "Konstruksi Cakar Ayam" pada tahun 1962.
Teknologi ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo ketika ia sebagai
pejabat PLN diminta mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di
daerah rawa-rawa Ancol, Jakarta. Pondasi yang dibuatnya ternyata mampu
mengurangi hingga 75% tekanan pada permukaan tanah di bawahnya
dibandingkan dengan pondasi biasa.
Pondasi cakar
ayam ini kemudian digunakan di Bandara Juanda, Surabaya yang
memungkinkan landasan menahan beban hingga 2.000 ton atau seberat
pesawat super jumbo jet. Selain di Indonesia teknologi yang sudah
dipatenkan ini juga digunakan di 9 negara lain, seperti Jerman, Inggris,
Perancis, Italia, Belgia, Kanada, AS, Belanda.
Teknologi 4G
3. Dr. Eng. Khoirul Anwar
Ia dikenal
sebagai pemilik paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency
Division Multiplexing). Ia menemukan teknik transmisi wireless dengan
dua buah fast Fourirer transform (FFT), yaitu FFT kecil dan FFT besar
(dua pada transmitter dan dua pada receiver). Teknik ini mendapatkan
penghargaan pada Januari 2006 dari IEEE Radio and Wireless Symposium
(RWS) tahun 2006, di California dan menjadi standard international
telecommunication union (ITU), ITU-R S.1878, dan ITU-R S.2173.
Teknologi ini
(beserta modifikasinya untuk multiple access) menjadi basis dari uplink
4G LTE yang disebut dengan single carrier frequency division multiple
access (SC-FDMA). Keuntungan dari penggunaan dua FFT tersebut adalah:
(1) mampu meminimalkan dinamic range power sehingga efisien dan tahan
terhadap nonlinearity pada amplifier, dan (2) untuk mendapatkan efek
frequency diversity (karena FFT kecil/pertama melakukan "spreading" atau
redundansi yang disebar ke seluruh subcarrier di (I)FFT besar/kedua)
sehingga memiminalkan error pada penerima.
Teknik Kromatografi Tercepat
4. Prof. Dr. Rahmiana Zein
Ia merupakan
penemu teknik kromatografi tercepat di dunia. Kromatografi adalah teknik
pemisahan senyawa kimia memanfaatkan interaksi antara pelarut, sampel
yang akan dipisahkan, fase diam (stationary phase), dan fase bergerak
(mobile phase).
Di bawah
bimbingan Profesor Toyohide Takeuchi di Universitas Gipu, Jepang, pada
tahun 1998, Prof. Dr. Rahmiana Zein, yang saat itu sedang melakukan
penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia menemukan teknik
kromatografi tercepat di dunia. Jika sebelum ini peneliti membutuhkan
waktu antara 1.000 dan 100 menit untuk membedah senyawa kimia, teknik
yang digunakan Rahmiana Zein mampu mendiagnosis senyawa kimia dalam
waktu kurang dari 10 menit.
Teknologi ECVT
5. Warsito Taruno
Adalah seorang
penemu teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT).
Teknologi temuan Dr. Warsito mengungguli kemampuan CT Scan dan MRI.
Teknologi pemindai 4D pertama di dunia itu kemudian dipatenkan Dr.
Warsito dan menjadi berita utama di mana-mana. Diantaranya, berita yang
dirilis oleh Ohio State Research News pada 27 Maret 2006 dan kemudian
dikutip oleh Science Daily (Amerika Serikat), Scenta (Inggris), Chemical
Online, Electronics Weekly dan hampir seluruh media pemberitaan iptek
di segala bidang dari energi, kedokteran, fisika, biologi, kimia,
industri, elektronika hingga nano-teknologi dan antariksa di seluruh
dunia.
Pada dasarnya,
ECVT atau Electrical Capacitance Volume Tomography mirip dengan USG / CT
Scan dan MRI yang banyak digunakan di dunia medis. Namun tak seperti CT
Scan dan MRI yang hanya digunakan untuk melihat apa yang terjadi di
dalam tubuh manusia, ECVT jauh lebih canggih karena pasien tak perlu
masuk ke dalam tabung seperti alat MRI yang cuma menampilkan gambar dua
dimensi. Dengan teknologi ini, pemindaian bisa dilakukan dari luar,
tanpa menyentuh obyek bahkan obyek skala nano dan obyek yang bergerak
dengan kecepatan tinggi bisa terlihat.
Dalam
pengembangannya, teknologi ECVT sudah diakui bahkan dipakai lembaga
antariksa Amerika (NASA), Exxon Mobil, BP Oil, Shell (perusahaan),
ConocoPhillips, Dow Chemical, mistubishi Kimia termasuk Departemen
Energi AS (Morgantown National Laboratory).
Kromosom Manusia 23 Pasang
6. Dr. Joe Hin Tjio
Melalui
penelitian di laboratorium Institute of Genetics of Sweden’s University
of Lund, ia berhasil mematahkan keyakinan para ahli genetika selama ini
bahwa jumlah kromosom adalah 24 buah. Ia menemukan fakta bahwa kromosom
manusia sebenarnya berjumlah 23 buah. Dr. Joe berhasil menghitung jumlah
kromosom dengan tepat setelah menyempurnakan teknik pemisahan kromosom
manusia pada preparat gelas yang dikembangkan Dr. T.C. Hsu di Texas
University, AS.
Teknik yang
dikembangkannya untuk pengamatan kromosom pada manusia merupakan salah
satu temuan besar di bidang sitogenetika (cabang ilmu genetika yang
mempelajari hubungan antara hereditas dengan variasi dan struktur
kromosom). Tjio membantu pengembangan sitogenetika menjadi salah satu
bidang penting dalam bidang medis pada tahun 1959 seiring dengan
penemuan kromosom tambahan pada penderita sindrom down yang
menghasilkan. Dia menunjukkan bahwa ada kaitan antara kromosom abnormal
dengan penyakit tertentu.
Ilmuwan-ilmuwan tersebut telah mengharumkan Indonesia tanpa perlu berkoar-koar akan jasa mereka. Bagaimana dengan Anda?
DiKutip Dari : Liputan6.com
Title: Portal Ngawi : Inilah Ilmuwan Indonesia Dengan Hasil Temuannya yang Mendunia
Posted by:
Published :2014-12-19T20:33:00+07:00
Portal Ngawi : Inilah Ilmuwan Indonesia Dengan Hasil Temuannya yang Mendunia
Posted by:
Published :2014-12-19T20:33:00+07:00
Portal Ngawi : Inilah Ilmuwan Indonesia Dengan Hasil Temuannya yang Mendunia
0 komentar:
Post a Comment