Puluhan penghuni Lokalisasi Wisma Wanita Harapan Gude, Kabupaten Madiun,
Jawa Timur, Kamis, melakukan demonstrasi di gedung DPRD setempat guna
menuntut penundaan penutupan yang akan dilakukan oleh pemkab setempat
pada akhir November mendatang.
Massa yang berdemo adalah gabungan dari para wanita pekerja seks (WPS) yang merupakan penghuni lokalisasi setempat dan warga sekitar yang hidupnya bergantung dari kegiatan lokalisasi yang berada di Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, tersebut. Demonstarsi mendapat pengamanan ketat dari Polres Madiun.
"Kami menuntut agar penutupan lokalisasi Gude ditunda dari jadwal akhir November ini. Paling tidak ditunda selama dua tahun lagi," ujar Ketua Pokja HIV/AIDS Arjuna Kabupaten Madiun, di lingkungan Lokalisasi Gude, Tohirin.
Menurut dia, tuntutan tersebut dilakukan karena ia menilai rencana Pemerintah Kabupaten Madiun untuk menutup Gude sangat mendadak. Sosialisasi yang dilakukan oleh Pemkab Madiun sangat sigkat sehingga para penghuni lokalisasi dan warga sekitar belum siap.
"Kami belum siap kalau lokalisasi tersebut ditutup sekarang. Sebab, ada banyak warga sekitar yang hidupnya bergantung dari tempat itu," kata Tohirin.
Selain belum siap, ia menilai penutupan lokalisasi Gude akan semakin membuka peluang terjadinya praktik prostitusi dan penularan penyakit HIV/AIDS.
Pihaknya berharap tuntutan penundaan penutupan dan pemulangan penghuni lokalisasi dapat dikabulkan, hal itu agar tidak menimbulkan konflik antara warga dengan pemerintah daerah. "Kami akan menggelar aksi yang lebih besar sampai tuntutan kami didengar oleh pimpinan DPRD dan Pemerintah Kabupaten Madiun," katanya.
Massa yang berdemo adalah gabungan dari para wanita pekerja seks (WPS) yang merupakan penghuni lokalisasi setempat dan warga sekitar yang hidupnya bergantung dari kegiatan lokalisasi yang berada di Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, tersebut. Demonstarsi mendapat pengamanan ketat dari Polres Madiun.
"Kami menuntut agar penutupan lokalisasi Gude ditunda dari jadwal akhir November ini. Paling tidak ditunda selama dua tahun lagi," ujar Ketua Pokja HIV/AIDS Arjuna Kabupaten Madiun, di lingkungan Lokalisasi Gude, Tohirin.
Menurut dia, tuntutan tersebut dilakukan karena ia menilai rencana Pemerintah Kabupaten Madiun untuk menutup Gude sangat mendadak. Sosialisasi yang dilakukan oleh Pemkab Madiun sangat sigkat sehingga para penghuni lokalisasi dan warga sekitar belum siap.
"Kami belum siap kalau lokalisasi tersebut ditutup sekarang. Sebab, ada banyak warga sekitar yang hidupnya bergantung dari tempat itu," kata Tohirin.
Selain belum siap, ia menilai penutupan lokalisasi Gude akan semakin membuka peluang terjadinya praktik prostitusi dan penularan penyakit HIV/AIDS.
Pihaknya berharap tuntutan penundaan penutupan dan pemulangan penghuni lokalisasi dapat dikabulkan, hal itu agar tidak menimbulkan konflik antara warga dengan pemerintah daerah. "Kami akan menggelar aksi yang lebih besar sampai tuntutan kami didengar oleh pimpinan DPRD dan Pemerintah Kabupaten Madiun," katanya.
Title: Penghuni Lokalisasi Gude Madiun Demo Tuntut Penutupan Ditunda
Posted by:
Published :2014-11-07T00:05:00+07:00
Penghuni Lokalisasi Gude Madiun Demo Tuntut Penutupan Ditunda
Posted by:
Published :2014-11-07T00:05:00+07:00
Penghuni Lokalisasi Gude Madiun Demo Tuntut Penutupan Ditunda
0 komentar:
Post a Comment